Saturday, 23 June 2012

Rearing Serangga

Rearing,
Apabila diterjemahkan bebas, berarti memelihara anak atau hewan dari kecil hingga tumbuh dewasa hingga dapat menghasilkan keturunan selanjutnya. Kebanyakan orang memilih untuk merearing kucing, anjing, burung, atau hewan ternak. Padahal ada beberapa hewan lain yang dapat direaring, yaitu serangga.

Ngapain pake acara rearing serangga??”

Rearing serangga antara lain dilakukan untuk mempelajari serangga dalam tiap fase hidupnya, khususnya waktu yang dihabiskan dalam fase tertentu dan perubahan anatomi serta fisiologi dalam tiap fase. Selain itu, rearing juga dapat dilakukan untuk tujuan budidaya atau ekonomi.

Nyamuk  
Hayo tebak, hewan apa yang punya mulut penusuk penghisap, punya 2 sayap dan suaranya sangat mengganggu apalagi kalau malam,,,, nging,,,,ngingggggggg, nguuuung??
 Yaps betul sekali......itu adalah si Nyam-Nyam alias Nyamuk.
Pasti kesan teman-teman tentang nyamuk nyebelin ya...? Udah ganggu masih ngisap darah dan vektor penyakit pula.
Nah, kalau teman-teman KSE justru sebaliknya, kami melakukan rearing nyamuk, memelihara nyamuk!. Rearing yaitu memelihara mulai dari menetaskan telur, memberi makan larva sampai tumbuh menjadi imago (dewasa) atau memelihara mulai dari sepasang nyamuk dewasa yang akan bertelur, telur tersebut dipelihara hingga tahap imago dan dapat menghasilkan keturunan selanjutnya. Nyamuk termasuk serangga yang mengalami metamorfosis sempurna, yaitu mulai dari telur, berkembang menjadi larva kemudian pupa hingga imago (nyamuk dewasa) (Gambar 1). Rearing nyamuk sebaiknya dilakukan di laboratorium atau ruangan yang secara khusus dikondisikan sebagai tempat pemeliharaan karena seperti yang telah disebutkan di atas, nyamuk termasuk serangga yang berperan sebagai vektor penyakit. Tentu akan berbahaya bila memelihara nyamuk tanpa pengetahuan dan kemampuan yang memadai. Selain tempat, hal lain yang perlu diperhatikan dalam rearing nyamuk adalah fase hidup nyamuk yang mulai direaring, telur atau imago; asal nyamuk, dari alam atau laboratorium. 
Gambar 1. Siklus hidup nyamuk secara umum
Untuk cara rearingnya, telur nyamuk (misalnya dalam hal ini menggunakan jenis nyamuk Aedes, untuk Culex dan Anopheles serta jenis nyamuk lain menggunakan teknik sedikit berbeda, jika ingin mengetahui lebih lanjut, bisa tanya2 atau main ke sarang (markasnya KSE)) (di kertas) di rendam dalam air bersih (Gambar 2), sekitar 1-2 hari kemudian, telur sudah menetas menjadi larva atau kita kenal dengan sebutan jentik. Nah tahap larva ini ada beberapa fase yang biasanya disebut instar. Setiap instar dibedakan karena ukuran tubuhnya dan perubahan warna ataupun bertambahnya organ tubuh tertentu. Misalnya, larva instar 1 sulit terlihat, warna masih transparan dan ukuran tubuhnya sangat kecil. Tahap selanjutnya yaitu pupa yang juga bisa bergerak-gerak (berbeda dengan pupanya kupu-kupu), kemudian nyamuk dewasa atau Imago.
Gambar 2. Telur nyamuk Aedes menempel pada kertas yang direndam air dalam nampan
  Gambar 3. Larva dalam nampan berisi air
Eiits..... tempat rearing dan makanan nyamuk pada tahap larva-pupa dan imago beda lho.... Untuk larva diberi makan dogfood, dan ditempatkan pada wadah/nampan berisi air (Gambar 3). Sedangkan pupa sudah tidak makan karena alat mulutnya mengalami reduksi. Kalau nyamuk imago, ada yang tahu nggak makannya apa??? Benar sekali “darah”. Namun darah hanya pakan untuk nyamuk betina, nyamuk jantan diberi makan air gula konsentrasi 5-10%. Nah jadi kalau teman- teman darahnya dihisap nyamuk, itu yang menghisap adalah nyamuk betina. Darah yang digunakan untuk pakan bukan darah manusia lho….tetapi darah kelinci atau marmut (untuk jenis nyamuk Aedes, berbeda halnya dengan jenis Culex maupun Anopheles). Nyamuk jantan di alam memakan polen sehingga saat direaring diberi pakan gula sebagai pengganti polen. Nyamuk dewasa atau imago ditempatkan pada kandang nyamuk yang diberi kain kelambu (Gambar 4). Sebagai tempat penetasan telur Nyamuk Aedes, disediakan misalnya gelas plastic berisi air dan bertutupkan kertas saring pada dinding bagian dalam, nantinya telur-telur yang dikeluarkan nyamuk betina akan menempel pada kertas saring tersebut sehingga telur dapat kita pindahkan ke nampan larva (sekali lagi, teknik yang digunakan sedikit berbeda untuk jenis nyamuk lain, Nyamuk Culex misalnya yang tidak perlu menggunakan kertas saring).
Gambar 4. Kandang nyamuk pada fase imago
Yah semoga saja KSE bisa beternak nyamuk dan dapat membantu orang-orang yang membutuhkan nyamuk untuk penelitian. Sebagai supplier gitu (bisnis).,,,,,,, =D

Ngengat
Nah ada satu lagi jenis serangga yang biasanya kami rearing yaitu ngengat Attacus atlas
Ada yang sudah mendengar nama ngengat?? Ngengat itu masih satu ordo dengan kupu-kupu, bedanya kalau ngengat biasa dikenal dengan kupu-kupu malam. Eiiits...... jangan berfikiran negatif lho, disebut kupu-kupu malam karena lebih sering beraktivitas di malam hari.  Sebagian memiliki ukuran tubuh yang lebih besar di banding kupu-kupu, sehingga ada juga yang menyebut dengan kupu-kupu Gajah. Corak warna sayap ngengat juga tidak secerah kupu-kupu, tapi sebagian anggota ngengat dapat menghasilkan sutera. Attacus atlas ini juga termasuk Ngengat yang dapat menghasilkan sutera.
Gambar 5. Attacus atlas pada fase imago (atas: jantan; bawah: betina)
Nah, untuk mulai rearing, pertama harus sampling dulu ke alam mencari larva (ulatnya). Ulatnya  kita rearing di kampus dalam kandang yang tidak jauh berbeda dengan kandang nyamuk (kotak berkelambu) yang di dalamnya terdapat makanan bagi ulat. Makanan ulat yang biasa digunakan berupa daun keben (Baringtonia asiatica Kurtz) yang masih menempel pada rantingnya. Selain daun keben, terdapat beberapa daun yang menjadi makanan ulat ini antara lain tumbuhan soursop (Annona muricata Linn), dadap (Erytrina lithosperma Mig) dan gempol (Nauclea orientalis Linn). Senyawa kimia berupa metabolit sekunder dari tumbuhan-tumbuhan tersebutlah yang diperkirakan mempengaruhi kesukaan ulat pada daunnya. Setelah itu kita akan mengamati masa-masa perubahannya (metamorfosis). Mulai dari ulat yang aktif makan menjadi kepompong yang dilindungi oleh selaput tebal dan keras atau bisa disebut Kokon. Dari kokon inilah sutera terbentuk. Kepompong yang sehat akan menjadi Ngengat yang besar dengan sayap yang lebar. Ngengat fase dewasa atau imago tidak lagi memiliki mulut untuk makan dan waktu hidupnya cukup singkat (kurang lebih 1 minggu), selama hidupnya ngengat imago harus melakukan perkawinan untuk melestarikan jenisnya.

That’s all…2 macam serangga yang telah sering kami rearing…Ada saran untuk rearing selain yang telah disebutkan? =D

-Leptocorisa oratorius-
editor: Dytiscus marginalis & Pelidnota punctata

Keterangan: Gambar 2-4 merupakan koleksi pribadi, Gambar 1 & 5 diperoleh dari website (Gambar 1: http://sigmabiotech.com/mosquitoes.html; Gambar 5: http://www.godofinsects.com/index.php/museum/butterflies-and-moths/moths/atlas-moths-attacus-atlas/)